Rabu, 09 November 2011

sistem informasi akutansi


Nama : syaiful
Kelas :3 DB 12

(softskil)
Judul SIA pada pedagang rokok pinggir jalan

Pembahasan pokok pertama adalah pembahasan pada penjualan rokok pinggir jalan, setelah saya surfay ke tempat penjualan rokok yg bernama bapak ahmad sang pemilik kedai rokok eceran, . Hal yang paling mendasar adalah penjual rokok harus mengetahui kompetensi yang dimiliknya. Maka dari itu penjual rokok/pedagang rokok membutuhkan sejumlah informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dan dasar operasional pedagang. Informasi merupakan data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi, dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi,
Pertanyaanya adalah apakah penjual rokok pinggir jalan menerapkan SISTEM INFORMASI AKUNTANSI???... jawabanya adalah “iya” knp? Karna setiap pedagang rokok memiliki tujuan yang berbeda pada saat pertama kali didirikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari para pendiri penjualan maupun kondisi lingkungan sekitar, contohnya diarea terminal, perumahan dll, Hal ini juga diperlukan penjual rokok manufaktur.penjualan manufaktur selalu berkecimpung dengan usaha jual menjual, begitu pula pedagang rokok, yang merupakan salah satu bentuk usaha manufaktur. Berbagai strategi dirumuskan dan diterapkan usaha dagang rokok untuk meningkatkan penjualan mereka. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan valid maka pedagang rokok perlu merumuskan suatu sistem informasi akutansi, terutama sistem informasi akuntansi penjualan rokok.
Diantaranya pertama kali pak ahmad membuka warung rokok, nantinya agen rokok tersebut naru barang tersebut ke tempat warung pak ahmad, setelah barang itu laku terjual oleh pembeli, kemudian pak ahamd membayar ke agen, klo sisitem perdagagngan buka sendiri, pak ahmad biasanya membeli sendiri ke agenya langsung dan menjualnya secara eceran.
Semisalnya harga perbungkus misalnya jenis rokok samasu 1 bungkus di agen Rp9000, lalu kta jual meurut harga pasaran Rp11000, jadi pak ahmad mendapatkan keuntungan Rp2000, dan apabila ada penjual membeli 1 batang di hargai Rp1000/batang. Dalam transaksi jual beli ditoko misalnya. Sewaktu kita menunjuk sebungkus rokok yang dijajakan oleh seorang pedagang rokok dapat diartikan kita mengadakan perjanjian jual beli. Kejadian ini segera diikuti penyerahan rokok dari si pedagang kepada si pembeli, yang berarti unsure keduanya telah dilakukan. Kejadian pembayaran harga rokok dilaksanakan sesudah atau mungkin sebelum penyerahan barang dilakukan.
Oleh karena demikian eratnya kaitan antara transaksi pembayaran dengan transaksi pembiayaan
Kalu kita renungkan, kita menemukan bahwa setiap transaksi jual beli barang ataupun jasa terdiri dari 3 unsur, yaitu adalah:

1. Terjadinya perjanjian
2. Penyerahan barang
3. Terjadinya pembayaran

Apabila ketiga kejadian tersebut diatas terealisir seluruhnya dan sepenuhnya, maka transaksi jual beli belum dapat dikatakan berakhir
Jadi kesimpulanya menurut saya adalah dalam uraian yg ada diatas, kiranya jelas bahwa dapat dan memang perlu dibedakan antara pembayaran dengan pembiayaan transaksi jual beli. Setiap transaksi jual beli selalu mengenal adanya transaksi pembayaran. Transaksi pembayaran dapat dilaksanakan sebelum, sesudah, / pada sa’at terjadinya penyerahan barang. Kalau pelaksanaan pembayaran terjadi mendahului penyerahan barang, berarti pembeli yang membiayai transaksi , apabila terjadinya sesudah penyerahan barang berarti si penjual yg membiayai transaksi, sedangkan apabila pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang, tidak lagi ada masalah pembiayaan transaksi
Demikian inilah jenis trnsaksi system informasi akuntansi penjual rokok yang telah saya surfay langsung ke pemilik / pedagang rokok, apabila ada kesalahan / yg kurang dalam sisitem akutansi saya mohon dimaklumi, Pembuat :syaiful

0 komentar:

Posting Komentar